Saturday, August 11, 2007

KELUMPUHAN TIDUR

Kelumpuhan tidur atau nocturnal paralysis (PN) atau lebih populer lagi
disebut eureup-eureup, merupakan suatu fenomena tidur yang misterius.
Pada kondisi ini, selama beberapa detik penderita merasa tertindih
sesuatu sehingga tak mampu bergerak atau bernapas. Pada kasus lain,
saat tidur seolah ada sesuatu yang membekap mulut atau hidung
penderita, sehingga napasnya sesak dan tersengal-sengal. Ada keinginan
untuk berkata-kata atau berteriak, namun suaranya hilang entah kemana.

PN merupakan kelumpuhan tidur non-REM (Rapid Eye Movement). Pada orang
normal, dalam kondisi REM secara otomatis tubuh me-non-aktifkan
seluruh otot demi keamanan. Jika tidak demikian, orang bisa melakukan
apapun yang muncul dalam mimpi. Biasanya, otot kembali aktif saat
bangun tidur. Sayangnya, kadang-kadang informasi dari otak datang
terlambat. Bila keterlambatan berlangsung cukup lama, lebih dari
semenit, alarm kesadaran penderita segera menginformasikan bahwa ia
tidak dapat bergerak.

Penyimpangan tidur selama REM pun menunjukan pada situasi pelaku
merasa didatangi "tamu" misterius. Menurut Ahli saraf Michael
Persinger, kondisi itu serupa dengan kesadaran akan keberadaan kita
sendiri, yang informasinya tersimpan di belahan otak kiri. Persinger
mengadakan percobaan dengan merangsang belahan otak kanan dengan
sensasi tertentu. Hasilnya muncul perasaan akan kehadiran seseorang
pada jarak yang dekat, sehingga terasa menakutkan.

Mengenai sensasi dada tertindih pada paralysis nocturna, sebuah teori
menghubungkannya dengan refleks menyelam , kemampuan mamalia air untuk
memperlambat napas dan denyut jantung agar dapat menyelam lebih lama.
Diduga, dahulu kala manusia pernah memiliki kemampuan ini, dan meski
sudah melalui evolusi, sisa-sisanya masih tertinggal dalam kode
genetik manusia sekarang.

Dengan asumsi itu, diperkirakan refleks menyelam sewaktu-waktu mucul
dalam kondisi tidur pulas tanpa mimpi. Manifestasinya, sistem
pendukung perlindungan tubuh ditekan sehingga mengakibatkan terjadinya
sensasi ketindihan dan sulit bernapas ditambah rasa takut dan panik.
Mungkin ini serupa dengan efek yang menyertai serangan jantung.



(di kutip dari sarikata)

No comments:

PESEN'S